Animasi

Kamis, 22 November 2018

materi bahasa indonesia kelas 11

BAB I  MENYIMAK UNTUK MENYIMPULKAN INFORMASI YANG TIDAK BERSIFAT PERINTAH DALAM KONTEKS BEKERJA
A. Kegiatan Menyimak dan Memahami Informasi Nonverbal
Menyimak adalah kegiatan menyerap informasi yang disampaikan secara lisan dengan tidak sekedar menggunakan indera pendengaran tapi juga berupaya menangkap isi atau pesan serta memahami makna informasi yang disampaikan.
Ada beberapa macam cara menyimak, diantaranya


1.      Menyimak Intensif
menyimak memahami secara terperinci, teliti, dan mendalami bahan yang disimak.
2.      Menyimak Ekstensif
menyimak memahami secara sepintas dan umum dalam garis-garis besar atau butir-butir penting tertentu.
3.      Menyimak untuk Belajar
melalui kegiatan menyimak, seseorang mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan. Misalnya, para siswa menyimak ceramah guru bahasa Indonesia, para siswa mendengarkan suara radio, televisi, dan sebagainya.
4.      Menyimak untuk Menghibur
menyimak sesuatu untuk menghibur dirinya. Misalnya, menyimak pembacaan cerita-cerita lucu, pertunjukan sandiwara, film, dan sebagainya.
5.      Menyimak untuk Menilai
menyimak mendengarkan, memahami isi simakan, menelaah, mengkaji, menguji, dan membandingkan dengan pengalaman serta pengetahuan menyimak.
6.      Menyimak Diskriminatif
menyimak untuk membedakan bunyi suara. Dalam belajar bahasa Inggris, misalnya siswa harus dapat membedakan bunyi (i) dan (i:).
7.      Menyimak Pemecahan Masalah
menyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif dan analisis yang disampaikan oleh si pembicara. Mungkin juga penyimak dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, secara kreatif dan analisis setelah yang bersangkutan mendapat informasi dari menyimak sesuatu.
Informasi dapat berbentuk verbal dan nonverbal. Informasi verbal ialah informasi berbentuk uraian atau penjelasan. Informasi nonverbal ialah informasi berbentuk visual seperti
1.      Grafik
Grafik adalah gambaran pasang surutnya suatu keadaan atau data yang ada dengan garis atau gambar. Grafik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu grafik batang, grafik garis, dan grafik lingkaran.
2.      Diagram
Diagram adalah (gambaran buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau menerangkan sesuatu. Bentuk-bentuk diagram antara lain adalah diagram arus (bagan alur), diagram balok, diagram gambar, diagram garis, diagram lingkaran, diagram cabar, dan diagram pohon.
3.      Tabel
Tabel adalah daftar yang berisi ikhtisar dan sejumlah data informasi, biasanya berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun secara bersistem, urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah disimak.
4.      Bagan
Bagan adalah gambaran secara analisis atau terurai tentang proses yang terjadi di alam, teknologi, dan masyarakat manusia. Bagan digunakan untuk membantu memperjelas proses kerja
5.      Peta
Peta adalah gambar atau lukisan pada kertas yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung-gunung, dan sebagainya atau representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat, batas, sifat permukaan, dan sebagainya.
6.      Denah
Denah adalah gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, peta, atau gambar rancangan bangunan.
7.      Matriks
Matriks adalah tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butir-butir uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
B. Pengalihan Informasi Verbal menjadi Nonverbal
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengalihkan informasi verbal ke informasi nonverbal, yaitu:
a.       Perhatikan dengan saksama isi informasi verbal yang ingin diubah.
b.      Perhatikan data-data berupa lambang, satuan atau angka-angka serta perbandingannya untuk menentukan bentuk visual yang efektif, apakah grafik, tabel, diagram dan yang lainnya.
c.       Catatlah hal-hal pokok atau inti dari informasi yang disimak.
d.      Buatlah bentuk nonverbal yang tepat untuk mengungkapkan informasi tersebut.
e.       Gambar , bagan, atau grafik dibuat dengan baik, benar, tepat, dan seimbang dengan isi.
f.       Tentukan warna-warna, lambang, atau bentuk untuk menggambarkan atau membedakan data-datanya.
C. Menyampaikan Pendapat melalui Simpulan Secara Deduktif dan Induktif
Penyimpulan secara deduktif yaitu cara mengambil simpulan dari pernyataan yang bersifat umum diikuti oleh uraian atau pernyataanpernyataan yang bersifat khusus.
Penyimpulan secara induktif yaitu cara mengambil simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fakta-fakta yang bersifat khusus menuju ke suatu simpulan yang bersifat umum.
Simpulan yang disampaikan dapat diperoleh dari informasi lisan maupun tulisan baik informasi lisan yang bersifat verbal maupun informasi tulisan yang berbentuk nonverbal. Simpulan dapat disertakan dengan opini atau pendapat.
BAB II MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI PERINTAH YANG DIUNGKAPKAN ATAU YANG TIDAK DALAM KONTEKS BEKERJA
A. Pengertian dan Ciri Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu atau kalimat yang dipakai untuk mendapatkan tanggapan sesuai dengan kehendak penuturnya.
Ciri-ciri kalimat perintah:
1)      Menggunakan partikel –lah
2)      Berpola kalimat inversi (PS)
3)      Menggunakan tanda seru (!) bila digunakan dalam bahasa tulis
4)      Kalimat perintah jika dilisankan berintonasi menaik di awal dan berintonasi rendah di akhir

B  Jenis-Jenis Kalimat Perintah
1)      Kalimat perintah biasa
2)      Kalimat perintah ajakan
3)      Kalimat perintah larangan
4)      Kalimat perintah permintaan
5)      Kalimat perintah permohonan
6)      Kalimat perintah pembiaran
7)      Kalimat perintah sindiran
8)      Kalimat perintah yang menuntut proses atau langkah kerja
9)      Kalimat perintah yang berbentuk kalimat berita

Kalimat perintah dapat diperhalus dengan menggunakan unsurunsur berikut.
1)      Menggunakan kata-kata seperti mohon, tolong, sudilah, harap, silakan, hendaknya, sebaiknya.
2)      Menggunakan partikel –lah.
3)      Pengubahan ke struktur tanya.
4)      Pengubahan ke struktur berita.
C. Berbagai Respons terhadap Perintah
Langkah yang perlu kita tempuh dalam menanggapi perintah:
1)      Membaca kembali isi perintah secara hati-hati, teliti, dan saksama.
2)      Merumuskan/menuliskan kembali isi perintah.
3)      Isi perintah ditulis dalam bentuk kerangka/bagan sehingga mudah dipahami.
4)      Membuat perencanaan dalam bentuk kerangka/tabel/bagan segala kegiatan yang akan di lakukan dalam rangka memenuhi perintah.
5)      Meminta konfirmasi kepada pemberi perintah akan ketepatan rencana kegiatan yang telah disusun.
BAB III MEMAHAMI PERINTAH KERJA TERTULIS DALAM KONTEKS BEKERJA
A. Mengenal Bentuk Perintah Kerja Tertulis
Bentuk perintah tertulis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu
1)      Himbauan/larangan, misalnya himbauan menjadi akseptor RB, larangan membuang sampah;
2)      Petunjuk, misalnya petunjuk penggunaan suatu barang;
3)      Peraturan, misalnya peraturan berlalu lintas, peraturan waktu berkunjung;
4)      Pedoman, misalnya pedoman penulisan karya ilmiah;
5)      Undang-undang, misalnya undang-undang tentang penyalahgunaan narkoba, undang-undang pendidikan.
B. Model-Model Surat Berisi Perintah Kerja
Surat adalah suatu alat atau sarana komunikasi tertulis. Surat yang berhubungan dengan pekerjaan disebut surat dinas atau surat resmi.
Model surat yang berisi informasi kerja atau perintah kerja, antara lain:
1.  Surat Perintah
Surat perintah adalah surat yang berisi perintah dari pimpinan kepada bawahan yang berisi petunjuk yang harus dilakukannya. Surat perintah berlaku sementara dan berakhir setelah tugas yang diperintahkannya selesai dilaksanakan serta melaporkan hasil pekerjaan tersebut kepada pimpinan.
2. Surat edaran, yang terdiri atas surat edaran umum dan surat edaran khusus.
Surat edaran adalah surat pemberitahuan tertulis yang ditujukan kepada pejabat/pegawai. Surat edaran ini berisi penjelasan mengenai sesuatu hal, misalnya kebijakan pimpinan, petunjuk mengenai tata cara pelaksanaan, atau peraturan perundang-undangan.
3. Surat Pengumuman yang dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
(1) Pengumuman lisan
(2) Pengumuman tertulis
(3) Pengumuman dari instansi dan surat pengumuman bukan dari instansi.
4. Memo atau Memorandum
5. Disposisi yang dibedakan menjadi disposisi langsung dan disposisi tidak langsung.
Lembaran disposisi adalah lembaran kertas yang disediakan oleh agendaris untuk diisi oleh pimpinan tentang tindak lanjut surat yang masuk. Dengan kata lain, disposisi adalah catatan berupa saran /tanggapan/ instruksi setelah surat dibaca oleh pimpinan.
C. Perintah Kerja Berbentuk Manual
Petunjuk penggunaan yang disebut juga manual kerja merupakan perintah bagaimana melakukan pekerjaan atau perbuatan terhadap suatu objek atau alat. Petunjuk penggunaan umumnya disediakan oleh produsen barang untuk memberi petunjuk penggunaan barang yang bersangkutan, seperti barang-barang elektronik TV, kulkas, VCD, atau HP.
D. Menindak Lanjuti Perintah Kerja Tertulis
Setiap menerima perintah kerja secara tertulis dalam bentuk surat atau instruksi kedinasan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan, kita harus dapat menindaklanjutinya. Tindak lanjut tersebut mulai dari membaca perintah kerja secara teliti sampai dengan meminta konfirmasi
kepada pemberi perintah akan ketepatan rencana kerja.
BAB IV MEMBACA UNTUK MEMAHAMI MAKNA KATA, BENTUK KATA UNGKAPAN, DAN KALIMAT DALAM KONTEKS BEKERJA
A. Klasifikasi Kata Berdasarkan Kelas Kata
Secara umum kelas kata terdiri atas 5 macam, yaitu:
1)      Kata kerja (verba)
Kata kerja ialah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan. Kata kerja biasanya berfungsi sebagai predikat.
2)      Kata sifat (adjektif)
Kata sifat ialah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan sesuatu, misalnya keadaan orang, binatang, benda. Kata sifat berfungsi sebagai predikat.
3)      Kata keterangan (adverbia)
Kata keterangan atau adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat.
4)      Kata benda (nomina), kata ganti (pronomina), kata bilangan (numeralia)
5)      Kata tugas yang dapat dirinci menjadi empat jenis kata, yaitu (1) kata depan, (2) kata sambung, (3) kata sandang, (4) kata seru, dan (5) partikel.
B. Klasifikasi Kata Berdasarkan Bentuk Kata
Dari segi bentuknya, kata dapat dibedakan atas empat macam, yaitu :
1)      Kata Dasar
2)      Kata Turunan
3)      Kata Ulang
4)      Kata Majemuk
C.  Klasifikasi Kata Berdasarkan Makna Kata
Selain proses bentukan kata, makna kata juga dapat ditimbulkan oleh dua hal, yaitu:
1)      Makna kata berdasarkan hubungan referensial yang dibedakan menjadi makna denotatif, makna konotatif, dan makna idiomatic (ungkapan).
2)      Makna kata berdasarkan hubungan antarmakna yang terdiri atas Makna kata berdasarkan hubungan antarmakna terdiri atas: sinonim, antonim, dan hiponim.

D. Penggunaan Kamus dalam Mencari Bentuk, Kategori, dan Makna Kata
Kamus dapat membantu seseorang bukan saja untuk mencari seperti variasi bentukan kata, kelas kata dan contoh-contoh pemakaiannya, termasuk pelafalan, pedoman kata, dan bentuk ungkapannya
E. Pemakaian Kata , Frasa, dan Kalimat yang Kurang Tepat
Dalam kegiatan berkomunikasi secara lisan atau tulisan masih terdapat pemakaian bahasa yang kurang cermat dalam memilih kata yang digunakan pada kalimat sehingga kalimat tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang benar. Ketidakcermatan dapat terjadi pada pemilihan bentuk kata (proses morfologi, pemakaian kelompok kata (frasa), pemilihan ungkapan, atau keefektivitasan kalimat. Kesalahan juga bisa terjadi karena bentukan kata yang baru atau tidak lazim.

BAB V MENGGUNAKAN SECARA LISAN KALIMAT TANYA/PERTANYAAN DALAM KONTEKS BEKERJA
A. Pengertian dan Fungsi Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang disampaikan dengan maksud mendapat jawaban berupa informasi, penjelasan, atau pernyataan.
Kalimat tanya berfungsi untuk meminta jawaban berupa penjelasan, untuk menggali informasi, untuk klarifikasi, atau konfirmasi. Kalimat Tanya juga digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu yang disebut dengan kalimat tanya tersamar.
B. Macam-macam  Kalimat Tanya
Dilihat dari pemakaian secara lisan maupun tulisan, kalimat tanya dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
1)      Kalimat tanya biasa
2)      Kalimat tanya retorik
3)      Kalimat tanya untuk konfirmasi dan klarifikasi
4)      Kalimat tanya tersamar
C. Mengutarakan Pendapat dengan Kalimat Tanya yang Santun
Dalam melakukan tanya jawab, kita perlu memperhatikan adab bertanya karena hal ini berhubungan dengan si penanya dan pihak yang ditanya. Adab bertanya yang baik menjadi faktor utama sebagai penentu respons pihak yang ditanya. Untuk itu, kita perlu mengetahui teknik
BAB VI MEMBUAT PARAFRASA LISAN DALAM KONTEKS BEKERJA
A. Pengertian Parafrasa
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrasa adalah seperti berikut.
1)      Pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi macam yang lain tanpa mengubah pengertiannya.
2)      Penguraian kembali sebuah teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi.
Parafrasa adalah pengungkapan kembali satu tuturan bahasa ke bentuk bahasa lain tanpa mengubah pengertian. Pengungkapan kembali tersebut bermaksud menjelaskan makna yang tersembunyi.
B. Cara Membuat Parafrasa
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam membuat parafrasa dari sebuah bacaan. Untuk membuat parafrasa lisan, langkah-langkahnya adalah membaca informasi secara cermat, mencatat kalimat inti, mengembangkan kalimat inti menjadi pokok pikiran, menyampaikan pokok pikiran dalam bentuk uraian lisan dengan kalimat sendiri. Gunakan sinonim, ungkapan yang sepadan, mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, mengubah kalimat aktif menjadi kalimat tidak aktif, serta menggunakan kata ganti orang ketiga untuk narasi jika kesulitan menguraikan.
C. Memparafrasakan Puisi Menjadi Prosa
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memparafrasakan puisi menjadi prosa, ialah :
1.      Bacalah atau dengarkan pembacaan puisi dengan seksama.
2.      Pahami isi kandungan puisi secara utuh.
3.      Jelaskan kata-kata kias atau ungkapan yang terdapat dalam puisi.
4.      Uraikan kembali isi puisi secara tertulis dalam bentuk prosa dengan menggunakan kalimat sendiri.
5.      Sampaikan secara lisan atau dibacakan.
D. Memparafrasakan Naskah Drama Menjadi Prosa atau Cerita
Jika dalam puisi banyak terdapat simbol, pada naskah drama kita harus memperhatikan unsur berikut :
1.      Pahami setting atau latar cerita.
2.      Pahami dialog dan ambil simpulannya secara menyeluruh.
3.      Pahami penjelasan tentang tokoh yang ada di dalam kurung.
E. Pola Penyajian Informasi Lisan
Penyajian atau penyampaian informasi secara lisan dapat menggunakan pola contoh, pola proses, pola sebab akibat, dan pola urutan/kronologis.

BAB VII MENERAPKAN POLA GILIR DALAM BERKOMUNIKASI
A. Menggunakan Kata, Bentukan kata, serta Kalimat yang Santun dalam Berkomunikasi
Dalam berkomunikasi yang baik seseorang dituntut untuk mempertimbangkan situasi berbicara. Pertimbangan ini memunculkan bentuk ragam berbahasa. Situasi resmi tentu berbeda dengan situasi tidak resmi. Pembicaraan pada situasi resmi cenderung menggunakan kata, bentukan kata, serta ungkapan yang baku. Berbeda dengan ragam tidak resmi yang digunakan saat santai, saat bergaul, dan dalam suasana akrab (konsultatif) tidaklah harus menggunakan bentukan kata dan susunan kalimat yang baku. Untuk mencapai komunikasi yang efektif proses penyampaian dan etika berbahasa yang santun tetap harus diperhatikan.
B. Memahami Pola Gilir dalam Berkomunikasi
Beberapa sikap yang harus dimiliki ketika menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi ialah menghargai mitra bicara, peka terhadap kesempatan, sadar akan relevansi pembicaraan, serta memilih dan menggunakan kata bentukan kata dan ungkapan yang santun sesuai dengan situasi komunikasi, demi kelangsungan dan kenyamanan komunikasi.



C. Penerapan Pola Gilir dalam Berbagai Situasi
Menerapkan pola gilir komunikasi dapat terjadi pada:
1.      Suasana kehidupan sehari-hari.
2.      Diskusi kelompok.
3.      Film atau Sinetron.
4.      Naskah drama dan pementasan drama.

BAB VIII BERCAKAP-CAKAP SECARA SOPAN DENGAN MITRA BICARA DALAM KONTEKS BEKERJA
A. Pilihan Kata atau Ungkapan untuk Memulai Percakapan
Proses penyampaian bahasa Indonesia dalam berkomunikasi secara lisan dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung maksudnya berhadapan atau bertatap muka dengan mitra bicara dan tidak langsung ialah dengan menggunakan sarana seperti telepon atau media komunikasi yang lainnya.
Ragam yang digunakan dapat ragam formal, semi formal, atau nonformal.
B. Salam dan Ungkapan dalam Mengakhiri Percakapan
Saat akan mengakhiri percakapan, biasanya pembicara melakukan hal-hal seperti di bawah ini.
1)      Menegaskan kembali yang hal penting dari apa yang telah dibicarakan agar tetap diingat atau tak lupa untuk dilakukan.
2)      Mengucapkan terima kasih.
3)      Permintaan maaf.
4)      Ungkapan perpisahan serta harapan.
5)      Menutup percakapan dengan salam penutup.
C. Penerapan Pola gilir dalam Percakapan secara Aktif
Agar percakapan dapat berlangsung dengan merata dalam arti setiap orang yang terlibat percakapan bisa berbicara, dapat diterapkan sistem pola gilir dengan cara melemparkan pertanyaan supaya mitra bicara yang lain mendapatkan kesempatan. Pengalihan topik tetap harus secara santun dan halus agar tak mengganggu kenyamanan proses percakapan yang tengah berlangsung.
D. Mengalihkan Topik Pembicaraan secara Halus
Dalam suatu percakapan baik formal, semiformal maupun nonformal, pengalihan pembicaraan ke topik lain biasa terjadi. Hal ini bisa diakibatkan karena adanya keterkaitan antara satu masalah terhadap masalah lainnya atau satu topik terhadap topik lainnya.
E. Menggungkapkan Perbedaan Pendapat secara Halus
Perbedaan pendapat di antara pembicara baik pada forum diskusi atau situasi semiformal wajar terjadi. Menyampaikan pendapat yang berbeda atau menyanggah pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat kita dapat dilakukan secara halus.

BAB IX BERDISKUSI YANG BERMAKNA DALAM KONTEKS BEKERJA
A. Diskusi dan Manfaatnya
Untuk mengadakan sebuah diskusi harus dipersiapkan terlebih dahulu unsur-unsur berikut :
1)      Unsur manusia, yaitu moderator atau pemimpin diskusi, penyaji/narasumber/ pemrasaran/pembicara, notulis/sekretaris, dan peserta diskusi Jika diskusi tidak dihadiri pembicara, orang yang bertugas membahas masalah adalah moderator selaku pemimpin diskusi.
2)      Unsur materi, seperti topik diskusi atau permasalahan, dan tujuan atau sasaran.
3)      Unsur fasilitas, seperti ruangan/tempat, perlengkapan, misalnya meja, kursi, papan tulis, dan kertas.
Diskusi yang baik akan membawa manfaat yang baik. Manfaat diskusi ialah:
1)      membiasakan sikap saling menghargai
2)      menanamkan sikap demokrasi
3)      mengembangkan daya berpikir
4)      mengembangkan pengetahuan dan pengalaman
5)      mewujudkan proses kreatif dan analitis
6)      mengembangkan kebebasan pribadi
7)      melatih kemampuan berbicara
B. Tugas dan Peranan Unsur Diskusi
Setiap unsur di dalam diskusi memiliki tugas dan peranannya masing-masing. Agar diskusi dapat berjalan dengan lancar, setiap unsur diskusi harus menjalankan tugas dan peranannya tersebut dengan baik.
1.      Tugas Moderator/Pemimpin Diskusi
a.       Menyiapkan pokok masalah yang akan dibicarakan
b.      Membuka diskusi dan menjelaskan topik diskusi
c.       Memperkenalkan komponen diskusi terutama pembicara jika ada unsur pembicara/penyaji
d.      Membuat diskusi menjadi hidup atau dinamis
e.       Mengatur proses penyampaian gagasan atau tanya jawab
f.       Menyimpulkan diskusi dan membacakan simpulan diskusi
g.      Menutup diskusi
2. Tugas Pembicara
a.       Menyiapkan materi diskusi sesuai topik yang akan dibahas
b.      Menyajikan pembahasan materi atau menyampaikan gagasangagasan serta pandangan yang berkaitan dengan topik diskusi
c.       Menjawab pertanyaan secara objektif dan argumentatif
d.      Menjaga agar pertanyaan tetap pada konteks pembicaraan
3. Tugas dan Peranan Notulis
a.       Mencatat topik permasalahan
b.      Waktu dan tempat diskusi berlangsung
c.       Mencatat jumlah peserta
d.      Mencatat segala proses yang langsung dalam diskusi
e.       Menuliskan kesimpulan atau hasil diskusi
f.       Membuat laporan hasil diskusi
g.      Mendokumentasikan catatan tentang diskusi yang telah dilakukan
4. Peranan atau Tugas Peserta Diskusi
a.       Mengikuti tata tertib dan aturan dalam diskusi
b.      Mempelajari topik/permasalahan diskusi
c.       Mengajukan pertanyaan, pendapat/sanggahan, atau usulan
d.      Menunjukkan solidaritas dan partisipasi
e.       Bersikap santun dan tidak emosional
f.       Memusatkan perhatian
g.      Turut serta menjaga kelancaran dan kenyamanan diskusi
C. Menyampaikan Pendapat dan Gagasan dalam Diskusi
Saat menyampaikan pendapat atau gagasan di dalam diskusi, gagasan yang akan disampaikan harus sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Pendapat harus bersifat logis, yaitu dapat diterima oleh akal disertai alasanalasan serta bukti dan fakta-fakta sehingga pendapat yang dikemukakan dapat meyakinkan peserta diskusi yang lain.
D. Menyampaikan Tanggapan dan Sanggahan dalam Diskusi
Jika seseorang hendak mengajukan sanggahan atau penolakan atas pendapat atau usulan peserta diskusi yang lain, dapat diungkapkan dengan menghargai mitra bicara yang menyampaikan argumen tersebut.
E. Mengambil Simpulan dalam Diskusi
Tujuan diskusi adalah mencapai hasil berupa kesepakatan terhadap sesuatu atau pemecahan terhadap suatu masalah. Secara umum simpulan dapat diambil dengan melalui penalaran deduktif maupun induktif. Dalam diskusi simpulan diambil dengan berdasarkan pada fakta, data, dan opini yang tepat.
BAB X BERNEGOSIASI YANG MENGHASILKAN DALAM KONTEKS BEKERJA
A. Pengertian Negosiasi
Negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya. Dari pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa negosiasi adalah proses yang ditimbulkan oleh adanya unsur dua pihak, perbedaan, dan  keinginan untuk berunding.
B. Bernegosiasi dalam Menyusun Program Kerja
Sebuah organisasi pasti memiliki program kerja sebagai acuan kegiatan selama kurun waktu tertentu. Program kerja berisi rencana-rencana kegiatan yang rutin dan insidental disertai jadwal atau waktu pelaksanaannya. Semua kegiatan biasanya dirancang berdasarkan tujuan serta visi dan misi organisasi tersebut.
Dalam perundingan mengenai program kerja, ada program yang diterima ada juga yang tertolak atau perlu direvisi bergantung pada argumentasi pihak pembuat program. Tentunya melalui tawar-menawar antara pengusul program dan pihak yang menolak. Tawar-menawar dalam merumuskan sesuatu itu wajar terjadi. Inilah yang disebut negosiasi.
C. Bernegosiasi dengan Santun
Sebuah musyawarah atau perundingan pada akhirnya harus menuju suatu keputusan yang damai dan dapat diterima semua pihak. Oleh sebab itu, proses bernegosasi harus dilakukan dengan bahasa santun menggunakan ungkapan yang tidak bernuansa konflik. Sanggahan yang diutarakan juga dengan alasan yang tepat dan dapat menyakinkan orang lain. Jika butuh sebuah perincian, kemukakan dengan lugas, dan tidak berputar-putar sehingga tidak membuat orang salah pengertian.
BAB XI MENYAMPAIKAN LAPORAN ATAU PRESENTASI LISAN DALAM KONTEKS BEKERJA
A. Pengertian Laporan
Laporan adalah suatu cara komunikasi yang berisi informasi sebagai hasil dari sebuah tanggung jawab yang dibebankan kepada pembuatnya. Untuk membuat sebuah laporan yang baik, si pembuat laporan harus memahami beberapa hal berikut.
1)      Guna laporan
2)      Kriteria penyampaian laporan
3)      Jenis/bentuk-bentuk laporan
a.       Laporan berbentuk formulir
b.      Laporan berbentuk memorandum
c.       Laporan berbentuk surat
d.      Laporan berbentuk naskah
e.       Laporan berbentuk buku

B. Pola Penyajian Laporan secara Lisan
Baik laporan formal maupun informal disusun dengan menggunakan bahasa yang baku. Laporan yang telah disusun bisa juga disampaikan secara lisan. Oleh sebab itu, bentuk uraian laporan dapat disajikan dengan pola penyajian narasi, deskripsi, dan ekspositoris.
C. Menyampaikan Rangkuman dan Simpulan Laporan
Penjelasan tentang hasil masih merupakan bagian isi laporan. Dari pembahasan atau uraian yang ada pada isi laporan, dibuatlah suatu rangkuman dan simpulan mengenai hal yang dilaporkan.
BAB XII MEMBUAT WACANA BERCORAK NARATIF , DESKRIPTIF , EKSPOSITORIS DAN ARGUMENTATIF
A. Pengertian Wacana
Wacana adalah sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan yang semestinya atau logis. Dalam wacana setiap unsur-unsurnya harus memiliki kesatuan dan kepaduan.
Sebelum menulis wacana, seseorang harus menentukan tema, tujuan yang sesuai dengan bentuk wacana, dan menyusun kerangka karangan. Membuat kerangka karangan sangat dianjurkan sebelum penulisan, terutama bagi pengarang pemula. Agar penyusunan kerangka karangan menjadi acuan pembuatan karangan, calon penulis sebaiknya mengetahui langkah-langkah menyusun kerangka karangan. Kerangka karangan dapat di tulis dalam dua bentuk, yaitu kerangka kalimat dan kerangka topik.
B. Jenis-Jenis Wacana
Berdasarkan bentuk atau jenisnya, wacana dibedakan menjadi wacana narasi, deskripsi, eksposisi, argumentatif, dan persuasi.
1. Narasi
Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi imajinatif. Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah kejadian, tokoh, konflik, alur/plot, serta latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.
2. Deskripsi
Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan/suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya. Untuk mencapai kesan yang sempurna bagi pembaca, penulis merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan. Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu deskripsi Imajinatif/Impresionis dan deskripsi faktual/ekspositoris.
3. Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karyakarya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.
Tahapan menulis karangan eksposisi, yaitu menentukan objek pengamatan, menentukan tujuan dan pola penyajian eksposisi, mengumpulkan data atau bahan, menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola penyajian urutan topik yang ada dan urutan klimaks dan antiklimaks.
4. Argumentasi
Karangan argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.
Tahapan menulis karangan argumentasi, yaitu menentukan tema atau topik permasalahan, merumuskan tujuan penulisan, mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung, menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi karangan.
Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat berpola sebab-akibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan masalah.
BAB XIII MERINGKAS TEKS TERTULIS DALAM KONTEKS BEKERJA
A. Pengertian Ringkasan
Ringkasan (precis) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan karangan yang panjang dalam sajian yang singkat. ”Precis” berarti”memotong” atau ”memangkas”.
Ringkasan berbeda dengan ikhtisar, walaupun kedua istilah itu sering disamakan, tapi sesungguhnya keduanya berbeda. Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli namun tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang asli. Sedangkan ikhtisar sebaliknya, tidak perlu mempertahankan sistematika penulisan sesuai dengan aslinya dan tidak perlu menyajikan isi dari seluruh karangan itu secara proporsional. Dalam ikhtisar, penulis dapat langsung mengemukakan pokok uraian, sementara bagian yang dianggap kurang penting dapat dibuang.

B. Cara Membuat Ringkasan
Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pegangan dalam membuat ringkasan yang baik dan teratur, yaitu
a.       Membaca naskah asli
b.      Mencatat gagasan utama
c.       Membuat reproduksi
d.      Ketentuan tambahan.
C. Beberapa Contoh Bentuk Ringkasan
Ringkasan dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu bentuk verbal atau uraian (paragraf) dan bentuk nonverbal berupa bagan atau skema. Meskipun ringkasan dalam bentuk bagan atau skema tetapi harus mencerminkan gagasan seperti yang diungkapkan oleh teks sumbernya. Sebelum membuat bagan atau skema, harus dicatat terlebih dulu butirbutir informasi yang akan dijadikan unsur-unsur bagan atau skema.
D. Pengertian Simpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, simpulan adalah  sesuatu yang disimpulkan ; hasil menyimpulkan ; kesimpulan. Simpulan juga berarti kesudahan pendapat (pendapat terakhir yang berdasarkan uraian sebelumnya) atau keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif dan deduktif.]
E. Pola Penalaran dalam Mengambil Simpulan
Dalam mengambil simpulan digunakan pola penalaran deduktif dan induktif.
Penalaran deduktif terdiri atas;
a.       Silogisme
Silogisme adalah proses pengambilan simpulan dengan mengungkapkan terlebih dahulu pernyataan yang bersifat umum (premis umum) disusul dengan pernyataan khusus (premis khusus).
b.      Sebab-akibat-akibat
Pola ini diawali dengan pengungkapan fakta yang merupakan sebab,lalu disusul dengan simpulan yang berupa akibat.
c.       Akibat-sebab-sebab.
Pola ini dimulai dengan pernyataan yang merupakan akibat, kemudian ditelusuri penyebabnya.
Bermula dari pengungkapan hal-hal yang khusus, kemudian ditarik suatu simpulan yang bersifat umum. Yang termasuk pola penalaran induktif ialah
a.       Generalisasi
Generalisasi ialah pengambilan simpulan umum berdasarkan fakta dan data yang bersifat khusus. Data dan fakta diperoleh melalui penilaian, pengamatan, atau hasil survei.
b.      Sebab-sebab-akibat
Pola ini dimulai dengan mengemukakan fakta-fakta yang menjadi sebab, lalu ditarik simpulan yang merupakan akibat.
c.       Akibat-akibat-sebab
Pola ini dimulai dengan mengungkapkan fakta-fakta yang merupakan akibat lalu dikemukakan peristiwa yang menjadi penyebabnya.
d.      Analogi.
Analogi ialah pengambilan simpulan dengan mengambil kesamaan dari suatu hal yang diperbandingkan. Biasanya dua hal atau lebih yang dibandingkan dianggap memiliki kesamaan sifat dasarnya.

0 komentar:

Posting Komentar